Dapatkah Produsen Otomotif Selamat Dari Pandemi?
Backstories

Dapatkah Produsen Otomotif Selamat Dari Pandemi?

    NHK World
    Producer
    Pandemi virus korona memporakporandakan industri otomotif di seluruh dunia. Di Jepang, di mana pabrik otomotif tak beraktivitas dan banyak ruang pamer ditutup, penjualan mobil baru dalam negeri mengalami kemerosotan terbesarnya sejak 2011, ketika gempa dan tsunami mengancurkan ekonomi. Di negara-negara lain, angka penjualannya bahkan lebih buruk.

    Christopher Richter, Deputi Kepala Riset Jepang pada CLSA Securities Japan mengatakan dampaknya secara global tampaknya akan jauh lebih buruk daripada selama krisis finansial besar 2009. Ia memperkirakan penurunan penjualan 34%.

    Richter memprediksikan hasil akhirnya akan berupa yang kuat menjadi lebih kuat sementara yang lemah akan menjadi semakin lemah.

    Manufaktur yang memiliki neraca keuangan yang kuat dapat terus melakukan investasi. Toyota adalah contoh yang bagus. Meskipun kelompok usaha ini memperkirakan penurunan 79,5% dalam pemasukan operasi tahun fiskal ini, pihaknya juga menyisihkan lebih dari satu triliun yen atau sekitar 9 miliar dolar bagi riset dan pengembangan.

    Namun perusahaan-perusahaan yang memiiki kemampuan lebih kecil akan perlu memfokuskan dalam menjaga ketersediaan dana. Nissan dan Mitsubishi akan perlu memperkuat aliansinya dengan Renault dan membagi biaya pengembangan secara lebih efisien. Richter mengatakan ini akan menjadi satu hal berfaedah bagi Nissan, yang hubungannya dengan Renault memburuk sebelum pandemi.

    Richter mengatakan, “Nissan masuk ke dalam krisis ini dalam kondisi tingkat keuntungan yang mengalami tekanan, jajaran model yang sudah tua, serta kapasitas yang terlalu besar.” Kini Nissan mungkin tidak punya pilihan kecuali membangun kembali hubungan dengan Renault.

    Pandemi ini diperkirakan akan memaksa perubahan jangka panjang dalam cara perusahaan memproduksi kendaraannya. Lantai produksi mungkin akan harus didesain ulang dengan menjaga jarak fisik, penggunaan masker, serta mempertimbangkan berbagai langkah pencegahan penularan lainnya.

    Richter mengatakan hal itu akan mengubah cara perusahaan dalam memproduksi kendaraan, dan mungkin juga, biaya pembuatannya.

    Perusahaan otomotif tengah mengalami pergolakan besar sebelum pandemi melanda. Perusahaan-perusahaan hingga saat itu tengah dalam upaya beralih ke pengembangan teknologi masa depan, yang secara kolektif disebut sebagai CASE yaitu konektifitas, swakemudi, berbagi tumpangan, dan kendaraan listrik.

    “Saya tidak memperkirakan adanya perubahan apa pun dalam serbuan menuju elektrifikasi,” kata Richter, yang meyakini pemerintah akan terus melanjutkan dukungan pengembangan tersebut.

    Namun, ia mengatakan bahwa bisnis berbagi tumpangan mungkin akan mengalami hantaman, karena bisa dipahami bahwa orang-orang akan mengambil sikap hati-hati saat berada dalam satu kendaraan dengan orang yang tidak dikenal.

    Richter mengatakan di pameran-pameran perdagangan banyak produsen otomotif telah memamerkan rancangan untuk kendaraan yang digunakan bersama. “Kecuali para produsen itu dapat menemukan cara untuk mengubah kendaraan-kendaraan ini di mana masing-masing orang punya ruangannya sendiri dan tidak terpapar virus, mungkin akan terjadi perlambatan pada tipe proyek seperti ini,” dituturkannya.

    Jadi, apa yang sebaiknya produsen otomotif lakukan agar selamat dalam masyarakat yang tengah mengalami, atau mungkin, pascavirus korona?

    “Apa yang perlu dilakukan adalah meneliti kebutuhan transportasi masyarakat,” tutur Richter.

    Layanan pengantaran baru sudah dimulai di beberapa negara. Robot-robot otonom yang membawakan makanan atau barang kepada pelanggan tidak masuk dalam konsep tradisional kendaraan. Hal itu semua menyangkut mobilitas sebagai sebuah layanan.

    Itulah satu bidang di mana Richter meyakini akan ada pasar jangka panjang, dengan peluang bagi produsen otomotif jauh di masa mendatang.

    Christopher Richter, analis otomotif pada CLSA Securities Japan, menjelaskan mengenai jalan buruk yang menghadang produsen otomotif.(3:05)