Tokoh utama kisah ini mewawancarai seorang CEO yang kemudian bercerita tentang pertemuannya dengan satu kokeshi yang kulitnya seputih salju, seolah-olah baru diukir dari kayu, meskipun dibuat sebelum Perang Dunia II. Sang CEO yakin sekali kokeshi itu berbicara kepadanya, dan ia langsung membawanya pulang.
Suatu malam, CEO itu tak sengaja mendengar tawa cekikikan dari ruang kerja tempat ia memajang koleksi kokeshi-nya. Kokeshi-kokeshi itu sepertinya merencanakan sesuatu. Kemalangan apa yang menimpa sang pemilik kokeshi itu?