Harga-harga secara keseluruhan di ibu kota Jepang tetap tinggi karena warga terus membayar lebih mahal untuk makanan dan sejumlah layanan.
Indeks harga konsumen Tokyo dirilis sebelum indeks untuk seluruh Jepang. Angka ini dianggap sebagai indikator awal inflasi di seluruh Jepang.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan indeks tersebut untuk 23 distrik Tokyo pada bulan Mei naik 3,2 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya. Angka ini tidak termasuk harga makanan segar karena harganya berfluktuasi besar bergantung pada cuaca. Indeks tersebut turun 0,3 persen dari bulan April.
Harga-harga makanan, selain makanan segar, melonjak hampir 9 persen dibandingkan satu tahun sebelumnya. Harga-harga ini terus naik dengan kecepatan yang paling tinggi sejak Juni 1976.
Harga telur melonjak 31,1 persen, minyak goreng naik 24 persen, dan harga hamburger di restoran naik 17 persen.
Tisu toilet naik 15,7 persen sementara tarif taksi meningkat 14,4 persen. Biaya di hotel naik 11,5 persen dengan dilatari pulihnya permintaan perjalanan.