PM Jepang dan Presiden Sri Lanka bertemu selama sekitar setengah jam di Tokyo pada Kamis (25/05/2023). Mereka membahas krisis finansial yang dialami negara di Asia Selatan tersebut.
Sri Lanka menangguhkan pembayaran utang luar negerinya pada April tahun lalu setelah kebijakan fiskalnya mengalami kegagalan dan faktor lain yang memicu mata uang negara itu terdepresiasi tajam, serta kenaikan harga.
Presiden Ranil Wickremesinghe berterima kasih kepada Jepang karena memimpin dialog pada 9 Mei guna mencari solusi atas utang yang membelit negaranya.
Kishida dan Wickremesinghe sepakat semua kreditur harus berpartisipasi dalam dialog semacam itu dan mengupayakan solusi yang transparan.
Kedua pemimpin itu juga membahas situasi di kawasan dan isu global, termasuk pelucutan senjata dan nonproliferasi nuklir. Mereka sepakat untuk terus membangun hubungan bilateral.