Perusahaan tenaga listrik negara Ukraina, Energoatom, pada Senin (22/05/2023) melaporkan bahwa sebuah serangan Rusia telah mengakibatkan pemadaman listrik di PLTN Zaporizhzhia. Namun, beberapa jam kemudian perusahaan itu mengumumkan listrik telah dipulihkan.
Energoatom melalui media sosial awalnya mengatakan bahwa kabel transmisi bertegangan tinggi terakhir telah terputus untuk ketujuh kalinya sejak Rusia memulai invasinya ke PLTN milik Ukraina tersebut. Perusahaan itu juga mengatakan semua generator diesel PLTN itu mulai beroperasi secara otomatis serta memiliki simpanan bahan bakar yang memadai untuk menyalakannya selama 10 hari.
Ditambahkannya, pendudukan terus-menerus Rusia atas PLTN itu secara konstan membuat PLTN tersebut hampir mustahil untuk dipulihkan.
Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menulis twit pada Senin yang mengatakan bahwa situasi keamanan nuklir di PLTN itu sangat rentan. Ia juga menyerukan perlindungan segera atas PLTN itu.
IAEA terus mendesak Rusia dan Ukraina agar sepakat membentuk zona perlindungan keselamatan dan keamanan di Zaporizhzhia yang merupakan PLTN terbesar di Eropa.