Para penengah dari Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi mengatakan faksi-faksi yang berperang di Sudan menyepakati gencatan senjata tujuh hari. Hal ini terjadi setelah serangkaian gencatan senjata sementara tidak bisa bertahan.
Mereka merilis pernyataan pada Sabtu (20/05/2023) yang mengatakan militer Sudan dan kelompok paramiliter RSF menandatangani sebuah kesepakatan ketika pertemuan di Jeddah, Arab Saudi.
Gencatan senjata tersebut dijadwalkan akan berlaku pada Senin (22/05/2023) malam, waktu setempat. Kedua pihak juga sepakat untuk menjalankan upaya-upaya kemanusiaan.
Sebuah mekanisme pemantauan yang terdiri dari wakil-wakil dari AS, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya tengah direncanakan. Masih belum jelas apakah gencatan senjata tersebut bisa bertahan.
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Sudan memburuk. PBB mengatakan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggalnya akibat konflik tersebut.