Sebuah survei menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen seniman dan kreator di Jepang khawatir mengenai pelanggaran hak cipta oleh kecerdasan buatan (AI).
Survei daring yang masih berlangsung oleh Arts Workers Japan, sebuah asosiasi pekerja lepas yang terlibat dalam dunia seni dan hiburan Jepang, dimulai pada 8 Mei.
Asosiasi itu mengatakan 25.560 orang, termasuk ilustrator, pengisi suara, dan kartunis, telah memberikan tanggapannya hingga Minggu (14/05/2023).
Lebih dari 94 persen responden mengatakan khawatir mengenai kemungkinan pelanggaran hak cipta oleh AI. Lebih dari 58 persen khawatir mereka bisa kehilangan pekerjaan akibat AI.
Banyak responden mengeluhkan penggunaan tak berizin karya mereka serta plagiarisme gaya seni mereka yang dilakukan oleh AI.
Sebagian mengatakan konten manga mereka digunakan untuk melatih perangkat lunak AI tanpa izin. Sebagian mengeluhkan bahwa rekaman suara yang telah mereka rilis yang melarang penggunaan sekunder telah dijual tanpa izin sebagai model dalam pemrosesan AI.
Lebih dari seperempat responden menginginkan pembatasan hukum diberlakukan, pembayaran bagi pemilik hak cipta, serta pelarangan penggunaan komersial dari produk yang dihasilkan oleh AI.