Nasib Erdogan Ditentukan dalam Pemungutan Suara

Pemungutan suara pemilihan presiden tengah berlangsung di Turki. Pemilu menjadi penentuan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk dapat terus menjabat atau tidak.

Erdogan menjadi calon presiden bersaing dengan Kemal Kilicdaroglu, pemimpin partai oposisi terbesar dan menjadi kandidat dari gabungan enam partai oposisi.

Salah satu pemilih mengatakan, “Erdogan telah menjalankan tugas dengan baik selama 20 tahun terakhir dan saya yakin ia akan terus menjabat. Saya sangat puas dengannya.”

Pemilih lainnya mengatakan, "Yang dibutuhkan oleh kami adalah keadilan. Saya ingin pemerintahan baru dapat melakukan perubahan atas kenaikan harga dan juga menjaga warganya."

Erdogan menjabat sebagai presiden atau perdana menteri selama total 20 tahun. Tahun lalu, ia menjadi perantara perundingan yang mengizinkan produk pertanian Ukraina diekspor melalui Laut Hitam. Pengiriman sempat terhenti karena invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, Kilicdaroglu menyoroti kenaikan harga dalam pemerintahan Erdogan. Ia juga mengkritik pemerintah karena lamban dalam menangani gempa besar pada Februari.

Para pemimpin oposisi telah berjanji untuk meningkatkan hubungan Turki dengan negara-negara Barat, yang memburuk selama pemerintahan Erdogan. Media setempat melaporkan bahwa kedua kandidat bersaing ketat. Jika tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas, maka akan diselenggarakan pemilu putaran kedua bagi dua peraih suara terbanyak pada 28 Mei.