Surplus neraca berjalan Jepang turun lebih dari setengah dalam tahun fiskal terakhir akibat melemahnya yen dan lonjakan harga impor energi. Neraca berjalan merupakan indikator penting perdagangan dan investasi Jepang dibandingkan seluruh dunia.
Kementerian Keuangan Jepang menyatakan surplus untuk tahun fiskal 2022 tercatat 9,2 triliun yen, atau sekitar 69 miliar dolar. Angka ini turun 10,9 triliun yen, atau sekitar 80 miliar dolar dari tahun sebelumnya.
Penurunan tajam nilai yen mengakibatkan impor menjadi jauh lebih mahal. Defisit perdagangan mencatat rekor tertinggi 18 triliun yen, atau sekitar 134 miliar dolar.
Perusahaan-perusahaan Jepang yang berinvestasi di luar negeri memperoleh bunga dan dividen yang jauh lebih banyak. Hal ini menyebabkan lonjakan surplus pendapatan utama yang mencapai rekor 35,5 triliun yen, atau sekitar 265 miliar dolar. Perusahaan-perusahaan dagang terkemuka Jepang mencatat keuntungan besar berkat naiknya harga energi dan sumber daya alam.