Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengatakan kesepakatan baru-baru ini dengan Amerika Serikat untuk memberikan lebih banyak akses ke pangkalan militer di negaranya tidak ditujukan untuk menggunakan aksi ofensif terhadap Cina atau negara lain mana pun.
Marcos menyampaikan pernyataan itu dalam pidato di lembaga kajian AS pada Kamis (04/05/2023) di Washington.
Filipina pada Februari memberikan akses kepada militer AS bagi empat pangkalan lainnya di negara itu.
Marcos mengatakan kesepakatan tersebut dibuat sebagai respons atas meningkatnya jumlah bencana terkait perubahan iklim. Ia mengisyaratkan bahwa pangkalan tambahan itu tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam menargetkan Cina, atau negara mana pun, jika terjadi situasi darurat yang melibatkan Taiwan.
Presiden itu menambahkan bahwa jika pangkalan tersebut digunakan bagi aksi ofensif, hal itu melampaui batasan diskusi.
Marcos selama ini berupaya meningkatkan hubungan dengan AS setelah hubungan memburuk di bawah pendahulunya, Rodrigo Duterte.
Pada April, Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang mengunjungi Filipina, tampaknya sebagai upaya menjaga keseimbangan agar tidak berpihak kepada AS.
Pernyataan terbaru dari Marcos ini mengisyaratkan Filipina makin khawatir terlibat dalam persaingan antara AS dan Cina.