Kelompok paramiliter Sudan, Pasukan Pendukung Cepat (RSF), mengeklaim bahwa militer Sudan menyerang sebuah fasilitas medis setelah kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata 72 jam lagi.
Otoritas kesehatan Sudan mengatakan setidaknya 528 orang telah terbunuh sejak kekerasan pecah pada 15 April.
Media melaporkan bahwa pertempuran senjata dan serangan artileri sekali-sekali terdengar di dan sekitar ibu kota Khartum pada Senin (01/05/2023) terlepas adanya gencatan senjata yang mulai berlaku pada tengah malam hari itu.
Militer Sudan pada Senin menuduh RSF memobilisasi sejumlah besar petempur dan senjata di Khartum. Menurut militer, pihaknya telah berhasil mengurangi kapabilitas tempur kelompok paramiliter rivalnya itu sebanyak sekitar 50 persen.
RSF menuduh militer menyerang sebuah fasilitas yang digunakan kelompok itu sebagai pusat medis. RSF mengatakan banyak orang terbunuh.
Satu asosiasi dokter Sudan pada Minggu (31/04/2023) mengatakan bahwa lebih dari dua pertiga rumah sakit di area yang mengalami peperangan tidak beroperasi.
Dengan tidak terlihatnya prospek berakhirnya konflik, kekhawatiran akan krisis kemanusiaan terus meningkat di negara Afrika timur laut tersebut.