Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan gabungan militer rutin pada Senin (13/03/2023) dengan kembali melaksanakan latihan lapangan skala besar.
Latihan "Perisai Kebebasan" yang berlangsung selama 11 hari ini dilakukan dengan skenario kondisi darurat di Semenanjung Korea. Ini merupakan latihan musim semi pertama sejak Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menjabat pada Mei tahun lalu.
Latihan lapangan skala besar akan kembali dilakukan untuk pertama kali dalam lima tahun setelah sempat ditangguhkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Moon Jae-in.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa latihan tersebut akan melibatkan sekitar 20 jenis latihan, termasuk pendaratan pasukan amfibi.
Ditambahkan bahwa latihan ini mungkin dapat diteruskan dengan mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir dan kapal selam milik AS ke perairan dekat Semenanjung Korea.
Militer Korea Selatan menyatakan akan terus memperkuat kapabilitas respons melalui latihan yang mencerminkan kemajuan pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara, serta perubahan lingkungan keamanan.
Korea Utara memprotes keras latihan ini dan mengindikasikan mungkin akan merespons secara provokatif jika latihan tersebut diteruskan.
Edisi Minggu koran milik Partai Pekerja Korea, Rodong Sinmun, melaporkan bahwa pertemuan besar Komisi Militer Pusat Partai Pekerja mengesahkan sejumlah langkah praktis penting agar daya penggentar perang negara itu lebih ofensif, efektif, dan kuat.