Jepang Peringati Gempa Maret 2011

Pada Sabtu (11/03/2023) Jepang memperingati 12 tahun gempa besar dan tsunami yang melanda sepanjang pesisir utara Pasifik.

Gempa bermagnitudo 9,0 tersebut terjadi pada 11 Maret 2011, mengakibatkan gelombang tsunami setinggi lebih dari 10 meter.

Bencana tersebut memicu malapetaka nuklir yang masih belum terselesaikan.

Pada Sabtu pukul 2.46 siang, waktu yang sama ketika gempa mengguncang 12 tahun lalu, orang-orang di penjuru Jepang mengheningkan cipta, mengenang ribuan nyawa yang hilang.

Masyarakat berkumpul di dataran tinggi yang menghadap ke pantai di Kota Ishinomaki, Provinsi Miyagi, untuk memanjatkan doa bagi mereka yang meninggal.

Otoritas mengatakan jumlah orang yang dipastikan meninggal atau hilang telah melampaui 22.000. Jumlah ini termasuk orang-orang yang meninggal dalam beberapa tahun setelahnya, akibat masalah kesehatan atau masalah lain yang terkait.

Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Hingga akhir bulan lalu, lebih dari 30.000 di antaranya masih mengungsi.

Dua belas tahun kemudian, lebih dari 300 kilometer persegi lahan di dekat PLTN Fukushima Daiichi masih digolongkan sebagai zona “sulit untuk kembali”. Orang-orang yang menunggu untuk kembali ke area tersebut menghadapi masa depan tidak menentu.

Tahun lalu, regulator nuklir mengatakan air yang telah diolah dan diencerkan dari PLTN itu akan dilepas ke laut. Air tersebut dipompa untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh. Airnya bercampur dengan hujan dan air tanah yang meresap ke dalam bangunan reaktor yang rusak.

Pemerintah Jepang mengatakan mayoritas unsur radioaktif telah disaring. Sebagian isotop hidrogen tritium masih ada, tetapi konsentrasinya akan diturunkan menjadi sepertujuh dari standar air minum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pelepasan air itu dijadwalkan dimulai pada musim semi atau musim panas. Namun, industri perikanan setempat menentang rencana tersebut dan sejumlah orang di negara lain juga mengutarakan kekhawatiran.