Rusia Serang Target Sipil Di Ukraina Sebagai Serangan Balasan

Masyarakat di sebagian Ukraina mulai terbiasa dengan keadaan yang tenang, tetapi mereka kembali diserang oleh lebih dari 80 rudal Rusia pada Kamis (09/03/2023). Serangan di penjuru Ukraina itu menewaskan setidaknya 10 orang.

Para pemimpin Rusia mengeklaim Ukraina melintasi perbatasan pada pekan lalu dan melakukan apa yang disebutnya sebagai “serangan teroris” di kawasan barat Bryansk. Mereka menyebut serangan terbarunya itu sebagai “serangan pembalasan besar-besaran”. Rusia mengatakan telah menyerang “infrastruktur militer” dengan berbagai jenis senjata, termasuk rudal hipersonik.

Seorang wanita yang tinggal di Kyiv mengatakan, “Saya muak dengan ini. Saya sudah tidak tahan.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia tengah berupaya “mengintimidasi” rakyatnya dengan apa yang ia sebut sebagai “taktik yang menyedihkan”. Ia menambahkan bahwa meski mereka dapat “meneror warga sipil”, mereka tidak akan dapat menghindari tanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya.

Serangan-serangan itu melumpuhkan listrik ke PLTN Zaporizhzhia. Para pekerja terpaksa menggunakan genset guna mempertahankan kompleks itu tetap beroperasi sebelum terhubung kembali ke jaringan listrik.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyampaikan kekhawatiran pada Kamis (09/03/2023) bahwa kejadian semacam ini terus terjadi. Menurutnya, ini adalah kali keenam tentara Rusia menguasai fasilitas yang telah dalam mode darurat itu.

Grossi menambahkan bahwa ia takjub akan rasa “puas diri” para anggota dari badan yang ia kepalai.