Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) mengatakan analisis data penerbangan dari peluncuran roket H3 yang gagal mengungkapkan bahwa sebuah alat memiliki level voltase yang tidak normal saat mesin tahap kedua seharusnya menyala.
Roket baru utama Jepang H3 meluncur pada Selasa (07/03/2023). Mesin tahap kedua gagal menyala setelah terpisahnya tahap pertama dan kedua dari roket peluncur. Badan itu terpaksa mengirim perintah penghancuran diri kepada roket tersebut.
JAXA melaporkan temuan awalnya kepada panel pakar pemerintah, Rabu (08/03/2023).
JAXA mengatakan telah memastikan roket itu mengirimkan sinyal ke mesin tahap keduanya agar menyala dan mesin itu telah menerima sinyal tersebut. Namun, dikatakannya bahwa satu bagian dari alat yang diperlukan untuk menyalakannya memiliki level voltase yang tidak normal.
JAXA mengatakan akan menyelidiki secara mendetail mengenai penyebab kegagalan fungsi itu serta mengambil langkah-langkah perbaikan. Pihaknya merencanakan untuk meluncurkan roket H3 kedua sesegera mungkin.