Peluncuran roket andalan baru Jepang H3 mengalami kegagalan setelah mesin tahap kedua tidak menyala dan misi tersebut dibatalkan.
H3 lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima di Jepang barat daya pada Selasa (07/03/2023) pukul 10.37 yang seharusnya menjadi penerbangan perdana. Roket itu dijadwalkan untuk menaruh satelit pengamat Bumi ke orbit sekitar 17 menit kemudian pada ketinggian sekitar 675 kilometer.
Menurut Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA), sekitar delapan menit setelah lepas landas, diumumkan bahwa penyalaan mesin LE-5B-3 tahap kedua tidak dapat dikonfirmasi.
Pada sekitar pukul 10.52, diumumkan bahwa roket tersebut telah diperintahkan untuk menghancurkan diri. JAXA tengah menyelidiki penyebab masalah itu.
Peluncuran sebelumnya yang gagal dilakukan adalah pada Oktober dan melibatkan roket Epsilon-6.
H3 adalah penerus H2A. Roket andalan baru tersebut merupakan roket terbesar buatan Jepang dengan tinggi maksimum 63 meter.
Ini adalah roket besar pertama yang dikembangkan Jepang dalam sekitar 30 tahun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas muatan menjadi 1,3 kali lipat dari roket H2A sambil memangkas biaya peluncuran saat ini sebanyak sekitar separuhnya.
JAXA dan Mitsubishi Heavy Industries yang turut mengembangkannya telah menghabiskan lebih dari 200 miliar yen atau sekitar 1,5 miliar dolar sejak keduanya meluncurkan proyek tersebut sembilan tahun lalu.
Roket H3 pertama awalnya dijadwalkan lepas landas pada tahun fiskal 2020. Namun, tanggalnya diundur sebagian akibat kesulitan dalam mengembangkan mesin utama yang baru.