Militer Myanmar telah menganugerahkan penghargaan bagi sejumlah tokoh politik Jepang atas kontribusinya terhadap hubungan bilateral yang bersahabat.
Media milik pemerintah Myanmar pada Senin (20/02/2023) melaporkan bahwa penghargaan itu diberikan kepada Watanabe Hideo, mantan Menteri Pos dan Telekomunikasi Jepang, serta Aso Taro, wakil presiden partai berkuasa utama Jepang, Partai Demokratik Liberal (LDP).
Watanabe yang mengepalai Asosiasi Jepang Myanmar menghadiri upacara yang diselenggarakan di ibu kota Naypyitaw guna menerima medali dari jenderal tertinggi negara itu, Min Aung Hlaing.
Laporan media itu mengatakan bahwa jenderal tersebut berterima kasih kepada Watanabe atas segala upayanya, yang disebut akan makin membantu mengembangkan kerja sama serta persahabatan antara kedua negara.
Watanabe dilaporkan menanggapi dengan mengatakan dirinya akan terus berkontribusi terhadap pembangunan Myanmar.
Militer Myanmar tampaknya mencoba menciptakan kesan hubungan erat dengan Jepang di tengah isolasi yang mendalam dari komunitas internasional setelah gerakan pemberantasan prodemokrasi yang dilakukannya.
Jepang masih belum mengakui junta militer Myanmar sebagai pemerintah dan menghindari kontak resmi.
Namun, Watanabe berulang kali mengunjungi Myanmar dan melakukan kontak dengan para pemimpin junta, bahkan setelah kudeta pada 2021. Tindakannya menimbulkan protes dari kelompok-kelompok hak asasi manusia dan rakyat Myanmar yang tinggal di Jepang.