Pertemuan Pemimpin Kepulauan Pasifik Akan Dibuka di Tokyo

Jepang dan negara-negara Kepulauan Pasifik akan membahas berbagai masalah bersama yang dihadapi dalam KTT tiga hari yang dibuka di Tokyo pada Selasa (16/07/2024).

Jepang mengundang para pemimpin dari negara-negara kepulauan Pasifik Selatan dan negara-negara lainnya tiap tiga tahun sekali untuk menghadiri Pertemuan Pemimpin Kepulauan Pasifik. Pertemuan tahun ini di Tokyo akan dihadiri perwakilan dari 18 negara dan kawasan.

Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio akan menghadiri acara untuk menyambut kedatangan para pemimpin tersebut dan kemudian akan melakukan pertemuan terpisah pada Selasa dan Rabu (17/07/2024). Kishida juga akan menjabat sebagai ketua bersama sesi pertemuan puncak, Kamis (18/07/2024), saat mereka diperkirakan akan membahas berbagai isu termasuk perubahan iklim, bencana alam, dan keamanan maritim.

Kishida akan mengumumkan bahwa Jepang siap menyediakan data meteorologi satelit secara waktu nyata untuk membantu negara-negara kepulauan tersebut meningkatkan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana, seperti perencanaan evakuasi tsunami.

Kishida juga akan meminta pemahaman mengenai langkah Jepang membuang air yang telah diolah dan diencerkan dari PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh.

PLTN Fukushima Daiichi mengalami tiga kali pelelehan akibat gempa dan tsunami tahun 2011.

Air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar yang meleleh telah bercampur dengan air hujan dan air tanah. Air yang terakumulasi diolah untuk menghilangkan sebagian besar zat radioaktif, tetapi masih mengandung tritium.

Sebelum membuang air yang telah diolah ke laut, operator fasilitas itu mengencerkannya untuk mengurangi kadar tritium menjadi sekitar sepertujuh dari tingkat pedoman air minum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hasil dari pertemuan tersebut diperkirakan akan diungkapkan kemudian dalam deklarasi dan rencana aksi para pemimpin.

Pemerintah Jepang berharap dapat menggunakan KTT ini sebagai katalis untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara kepulauan di Pasifik Selatan, di tengah upaya Cina untuk meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut melalui proyek infrastruktur.