Gencatan Senjata di Gaza Terhenti, Serangan Israel Terus Berlanjut

Sebuah laporan media mengatakan Israel memberi waktu satu pekan kepada Hamas untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata yang direvisi, atau Israel akan memulai operasi militer di Kota Rafah, Gaza selatan. Media Wall Street Journal mengutip pejabat Mesir pada Jumat (03/05/2024).

Mesir telah bekerja sama dengan Israel mengenai proposal yang diajukan ke Hamas akhir pekan lalu. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pihaknya mempertimbangkannya dengan "semangat positif".

Media Mesir melaporkan bahwa delegasi Hamas tiba di negara itu pada Sabtu (04/05/2024).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan siap melanjutkan serangan darat ke Rafah "dengan atau tanpa" kesepakatan. Badan-badan bantuan PBB sudah bersiap menghadapi kemungkinan serangan.

Para pejabat mengatakan tengah mendirikan pusat kesehatan dan pasokan di Khan Younis dan wilayah lain di Gaza.

Meski begitu, pejabat itu memperingatkan bahwa rencana darurat tersebut hanyalah sementara.

Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, mengatakan serangan akan menempatkan ratusan ribu orang pada "risiko kematian". Ia menambahkan bahwa operasi semacam itu tidak hanya akan menjadi "pembantaian warga sipil" tetapi juga merupakan "pukulan luar biasa" terhadap operasi kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.

Media lokal melaporkan militer Israel pada Jumat melakukan serangan udara di Rafah yang menewaskan sedikitnya 6 orang. Lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan di sana. Para pejabat PBB menekankan kembali pentingnya "tidak melakukan serangan" terhadap kota tersebut.